Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks

Kamis, 27 November 2014

CELOTEH SINGKAT PENULIS

Akhir-akhir ini sering sekali kita melihat wara wiri kendaraan berlalu lintas dijalan dengan tidak mempedulikan lagi peraturan lalu lintas maupun etika dalam berlalu lintas, kadang orang (pelanggar aturan lalu lintas) berfikir bahwa hal yang dilakukannya itu adalah hal sepele dan serasa tidak penting untuk dipermasalahkan, namun dibalik semua itu kadang hal-hal yang kita sepelekan seringkali berakibat fatal bagi diri sendiri maupun orang lain.

Kembali saya ingin mengupas hal-hal sepele dalam hal berlalu lintas, berdasarkan pengalaman pribadi ketika berkendaraan dijalan dari Ciamis menuju Banjar ataupun sebaliknya, yang sangat jelas terlihat sekarang ini banyak sekali kendaraan khususnya roda 4 atau lebih yang memposisikan dirinya selalu berada ditengah dan hampir menempel pada marka jalan disepanjang jalur yang dilewati, kalau dulu yang saya ingat ketika sedang belajar mengemudi dijalan raya seringkali saya membawa kendaraan terlalu ketengah dan mendekati marka jalan namun seringkali pula pendamping mengemudi saya mengingatkan agar jangan terlalu ketengah atau bahkan kadang sedikit marah dan menyarankan untuk menepi. Bukan Cuma itu pendamping saya pun sering mengingatkan untuk berhati-hati pada saat membelok ataupun pada saat mendahului kendaraan lain, penggunaan lampu sein (lampu penunjuk arah) karena disamping dapat membahayakan diri pribadi pengemudi juga bias berakibat membahayakan orang lain (pengguna jalan) lainnya termasuk pejalan kaki.

Ketika berkendaraan dijalan raya, pada saat ego seseorang melebihi batas kewajaran banyak perilaku-perilaku aneh dan membahayakan yang dilakukan oleh seorang pengemudi atau pengguna jalan diantaranya mendahului kendaraan lain dengan tidak menghiraukan keadaan/ situasi jalan/pengguna jalan lain, enggan menyalakan lampu sein (lampu petunjuk arah) pada saat mendahului kendaraan lain atau pada saat berganti arah, membunyikan klakson seenaknya dan membuat bising/terkejut pengguna jalan lainnya, parkir tidak pada tempat yang dibenarkan, berhenti seenaknya dijalan (khususnya kendaraan umum), dan banyak lagi yang lainnya sampai-sampai kita lupa bahwa dalam berlalu lintas kita juga harus mempunyai dan memperhatikan yang namanya Etika .

Berbagai macam alasan terlontar ketika saya bertanya pada beberapa orang (pengguna jalan) diantaranya sopir truk dan sopir angkutan umum yang kebetulan sedang singgah di sebuah Warnas (warung nasi) untuk beristirahat, yang saya tanyakan adalah “kenapa sih kalau mengemudikan kendaraan dijalan selalu memposisikan kendaraannya di tengah, tidak berada di sisi kiri pada lajur jalan sebelah kiri??”, alasannya sbb:
  • Banyak kendaraan yang parkir dipinggir jalan
  • Agar tidak kesulitan pada saat akan mendahului kendaraan lain
  • Banyak sepeda motor yang menggunakan sisi kiri jalan
  • Banyak sepeda motor yang menyalip dari kiri
  • Kendaraan besar apalagi dengan muatan berat sangat sulit apabila mengikuti kendaraan lain pada sisi kiri jalan kebanyakan mengambil tengah.

Fakta yang ditemukan dilapangan: 
  1. Masih banyak pengemudi/pengguna jalan yang melangggar/belum tahu ketentuan parkir yang benar atau melanggar rambu larangan berhenti, banyak pemilik kendaraan yang bertempat tinggal dipinggir jalan seringkali sebelum masuk ke garasi mobil/kendaraanya di parkir di depan rumah/pinggir jalan. Ditemui juga kendaraan yang melakukan bongkar/muat barang tidak memperhatikan rambu-rambu larangan berhenti dengan alasan hanya sebentar saja. Ada juga yang dengan sengaja melanggar rambu larangan berhenti atas suatu kepentingan tertentu walau sudah tahu ada rambu larangan berhenti.
  2. Budaya antri sudah tidak dihiraukan lagi oleh sebagian besar pengguna jalan dengan alasan “mengejar waktu” dan merasa “panas” atau merasa kalah tersaingi oleh pengguna jalan lain yang bisa mendahului/menyalip.
  3. Masih banyak kebiasaan buruk para pengemudi yang menghalalkan “salip kiri” demi mengejar waktu ataupun sekedar “gaya gayaan”, fakta lain yang dikemukakan bahwa sepeda motor banyak menyalip dari kiri disebabkan karena tidak ada ruang diberikan oleh kendaraan besar untuk mendahului karena kendaraan besar tersebut berada ditengah dan mepet dengan marka jalan sehingga sulit untuk didahului.
  4. Klasifikasi jalan diwilayah masih belum tertata dengan benar, belum sesuai dengan peruntukan dari berbagai macam jenis kendaraan yang ada atau yang melintas diwilayah tersebut.
  5. Masih banyak ditemukan pengemudi yang belum faham fungsi dan kegunaan dari lampu sein (lampu penunjuk arah kendaraan) seolah-olah enggan untuk menggunakannya pada saat berbelok ataupun mendahului kendaraan lain.

Cukup sekian dulu celoteh nya…. Pasti Sambung lagi ke episode berikutnya...
Hanya Sekilas berbagi pengetahuan tentang “Etika Berlalu Lintas”

0 komentar:

Posting Komentar

    Pengunjung Ke

    Kritik dan Saran dari anda adalah Suatu Penghargaan bagi kami, tanpa kritik dan saran dari pembaca kami tidak akan menjadi sebaik ini...... Terimakasih (Admin: Humas Polres Banjar)