Acara yang digelar Yayasan Al Maa’uun itu dihadiri Ketua DPRD Kota Banjar, para kepala OPD, tokoh ulama, dan ribuan masyarakat Banjar. Selain itu, menghadirkan pula da’i terkenal dari Bandung, KH. Junjun Junaedi, serta pendongeng Islam, Kak Bimo dari Yogyakarta. Dalam ceramahnya, Junjun mengkritik para pejabat yang sering bolak-balik melakukan ibadah Umroh. Menurut Junjun, hal itu menjadi percuma jika akhlak serta jiwa dermawan atau sosialnya tidak ada dalam hati pejabat tersebut. Beliau pun mengajak kepada setiap umat yang memiliki rezeki lebih, untuk menyumbangkan sebagian kecil harta mereka kepada anak yatim dan dhuafa, karena dengan cara itu kelangsungan hidup para anak yatim bisa terbantu.
Sementara itu, Kak Bimo, yang mengisi acara sebagai pendongeng Islam, mengaku dirinya merasa dan sedih ketika anak-anak kecil tidak bisa menyanyikan lagu-lagu Islam. Mereka lebih hafal lagu-lagu orang dewasa,“Jujur saja saya sangat prihatin terhadap anak-anak di zaman sekarang ini, dimana mereka justru lebih mengetahui lagu-lagu dangdut atau sejenisnya, daripada lagu-lagu yang bernuansakan Islam,” katanya. Bimo berharap kepada para orang tua supaya anak-anaknya jangan sampai terkontaminasi budaya barat. Anak-anak wajib diajarkan tentang syariat-syariat agama, khususnya Islam, sehingga dalam hal ini peran orang tua sangat penting dalam menjaga pergaulan putra-putrinya di lingkungan masing-masing.
Ketua Yayasan Al Maa’uun, drh. H. Yayat Supriatna, mengatakan, acara Yatim Ceria ini merupakan agenda tahunan, sekaligus dalam rangka momentum Muharram. Karena, sesuai dengan agama Islam bawa di bulan tersebut merupakan bulannya anak yatim, “Kami akan membahagiakan para anak yatim dhuafa, dan semoga mereka bangkit menjadi generasi bangsa yang berkualitas,” katanya dan sesuai dari data yang ada, semua anak yatim yang menerima santunan merupakan warga Kota Banjar. Namun diakuinya belum bisa terkoordinir semua. Untuk itu, pihaknya meminta maaf bagi mereka yang belum terkoordinir tahun ini.
0 komentar:
Posting Komentar